Flag Counter

Pages

Rabu, 06 November 2013

Tetap Bergaya dengan Hijab di Pantai

Pantai yang identik dengan air laut dan angin yang kencang seringkali menjadi poin utama yang dikhawatirkan bagi wanita berjilbab, karena tidak nyaman dengan pakaian yang dikenakan.

Hal tersebut dapat diatasi dengan menggunakan beberapa trik pada busana yang dikenakan sehingga anda tetap merasa nyaman walaupun terkena air dan hembusan angin pantai.Simak tips hijab untuk ke pantai  berikut ini :

  1. Pilihlah jilbab langsung agar posisi jilbab tidak berubah. Hindari jilbab yang mengenakan peniti apabila anda akan bermain air. Jilbab yang menggunakan peniti lebih mudah bergeser sehingga susah untuk merapikannya dengan kondisi angin yang cukup kencang.
  2. Gunakan kaos dengan bahan yang nyaman dan lembut, seperti bahan katun yang dapat menyerap keringat.
  3. Hindari warna putih karena akan terlihat transparan dalam kondisi basah.Apabila ingin lebih aman kenakan tank top sebelum anda mengenakan kaos, sehingga saat kaos basah maka tank top dapat melapisi tubuh agar tidak transparan.
  4. Pilih bawahan dengan warna gelap. Legging adalah pilihan terbaik karena simpel dan nyaman untuk digunakan. 
  5. Jika anda tidak berencana bermain air, anda dapat menggunakan rok dengan dalaman berupa legging. Pilih rok dengan bahan yang nyaman dan tidak terlalu ringan. Hindari penggunaan jins karena bahan jins termasuk berat dan akan memakan banyak tempat di bawaan anda. Bahan chiffon juga harus dihindari karena ringan dan mudah tertiup angin.
  6. Apabila banyak kegiatan di air, lebih baik kenakan pakaian renang khusus muslimah atau kenakan wetsuit. Pakaian tersebut biasanya dilengkapi oleh penutup kepala atau dive hood. Bahannya yang elastis akan menempel di kulit sehingga anda tidak perlu khawatir akan tersingkap.
  7. Jika berpergian dengan cara backpacker, agar lebih aman dan nyaman, bawalah sleeping bag dan gunakan saat anda tidur.
Sumber: hijabfashion

World is art!


Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru meliputi area seluas 800 km persegi yang berada di  Jawa Timur. Bagi siapa pun yang memiliki kecintaan terhadap suasana gunung api, kunjungan ke taman ini merupakan suatu keharusan. Taman ini adalah kawasan gunung berapi terbesar di provinsi  Jawa Timur. Mengunjungi taman ini dan melihat gumpalan asap keluar dari Gunung Semeru,  gunung api aktif yang berada 3676 meter di atas permukaan laut adalah pengalaman yang luar biasa indah. Kaldera di taman ini merupakan yang terluas di pulau Jawa, dengan padang pasir tandus seluas 10 km. Di lautan pasir ini ditemukan tujuh buah pusat letusan dalam dua jalur yang silang-menyilang yaitu dari timur-barat dan timur laut-barat daya. Daritimur laut-barat daya inilah muncul Gunung Bromo yang termasuk gunung api yang masih aktif dan sewaktu-waktu dapat mengeluarkan asap letusan dan mengancam kehidupan manusia di sekitarnya (± 3.500 jiwa). Suhu di puncak Gunung Bromo berkisar antara 5 sampai 18 derajat Celcius.

Daerah Tengger yang berpasir telah dilindungi sejak tahun 1919. Diyakini sebagai satu-satunya kawasan konservasi di Indonesia, dan mungkin di dunia yang memiliki pasir laut yang unik sekitar 2000 m di atas permukaan laut. Ada beberapa gunung di dalam kaldera Bromo ini seperti: Gunung Watangan (2.661 m dpl). Gunung Batok (2.470 m dpl), Gunung Kursi (2.581 dpl), Watangan Gunung (2661 m dpl), dan Widadaren Gunung (2.650 m dpl).

Dengan pemandangan yang indah, akses yang mudah dan fasilitas cukup memadai, tidak heran bahwa tempat ini merupakan salah satu destinasi wisata yang paling populer di Jawa. Bahkan tidak hanya wisatawan asal Indonesia, banyak wisatawan dari berbagai negara datang untuk menikamati keindahan Bromo. World is art!


Wonderful 'Goa Cina' Indonesia



Goa China Beach is one of popular beaches in East Java. The story of the beach is always connected to a Buddhist monk that had mediated inside the cave at the coastline. But, when someone comes into the cave, they only can find the skulls of the monk and Mandarin written on the cave’s roof. Nowadays, you may hear the myth of cave as a lucky place to get fortune.
Apart from the myth, the beach offers you natural beauty. Besides that, the beach is well-maintained and provides you camping area. The waves of water and the whole area of Goa China Beach are still virgin. The traveler has to through the rocky, slippery and windy road. Besides that, you will see blue water and the breeze. There are so many big rocks at the right side of the beach and steep cliffs. To enter the cave, you have to climb up to the rock with a narrow trail.
Goa China Beach offers you beautiful panorama. The stretches of paddy field and limestone become the main attraction when you come to the beach. Although the access is quite challenging, but it is worth it because you will see natural scenery with white sand. Even, from the distance, you can see small islands that will give you amazing panorama. Thus, don’t forget to take pictures and record all of the natural beauty in Goa China Beach.
If you want to relax, you can just sit and enjoy the breeze and the sound of waves of water. But, you are not allowed to swim because the waves of water are big and the current of underwater is strong. However, you still can play water as long as you don’t go too far from the coastline. In certain occasion, you may see many couples take pictures for pre-wedding.
 After doing all of those activities, you can rest for a while at the food stalls. There, you can find traditional dishes and young coconut drinking. Your vacation will be more fun if you visit Goa China Beach with your friends.

 Location
Goa China Beach lies at Trowotratih hamlet, Sitiarjo Village, Sumbermanjing Wetan Sub-district, Malang Regency, East Java, Indonesia. To reach the beach, it needs a bit effort because the access toward the beach is around one km with rocky condition. Thus, if the night is raining, the road will be slippery. If you start your journey from Malang City, it needs around two hours. Firstly, you need to go to Turen Village and Sumbermanjing Wetan Village.
Along the street, you will be accompanied by limestones. As you arrive at Sitiarjo hamlet, you can take the road via Bajul Mati Village which is narrow and winding. Secondly, you can go through Sendang Biru Village as main road which is more comfortable because the access is quite smooth. As you arrive at the Goa China Beach, you need to pay for about IDR4,000 or US$0.4. 

Photo by Riza.

Selasa, 05 November 2013

Welcome "Gili Trawangan"


Gili Trawangan adalah yang terbesar dari ketiga pulau kecil atau gili yang terdapat di sebelah barat laut Lombok. Trawangan juga satu-satunya gili yang ketinggiannya di atas permukaan laut cukup signifikan. Dengan panjang 3 km dan lebar 2 km, Trawangan berpopulasi sekitar 800 jiwa. Di antara ketiga gili tersebut, Trawangan memiliki fasilitas untuk wisatawan yang paling beragam dengan bagian paling padat penduduk adalah sebelah timur pulau ini.

Trawangan punya nuansa "pesta" lebih daripada Gili Meno dan Gili Air, karena banyaknya pesta sepanjang malam yang setiap malamnya dirotasi acaranya oleh beberapa tempat keramaian. Aktivitas yang populer dilakukan para wisatawan di Trawangan adalah scuba diving (dengan sertifikasi PADI), snorkeling (di pantai sebelah timur laut), bermain kayak, dan berselancar. Ada juga beberapa tempat bagi para wisatawan belajar berkuda mengelilingi pulau.
  
Di Gili Trawangan (begitu juga di dua gili yang lain), tidak terdapat kendaraan bermotor, karena tidak diizinkan oleh aturan lokal. Sarana transportasi yang lazim adalah sepeda (disewakan oleh masyarakat setempat untuk para wisatawan) dan cidomo, kereta kuda sederhana yang umum dijumpai di Lombok. Untuk bepergian ke dan dari ketiga gili itu, penduduk biasanya menggunakan kapal bermotor dan speedboat.

Photo by Arif Hidayat.

Gunung Arjuno Indonesia




Gunung Arjuno (atau Gunung Arjuna, dalam nama kuna) terletak di Malang, Jawa Timur, bertipe Strato dengan ketinggian 3.339 m dpl dan berada di bawah pengelolaan Taman Hutan Raya Raden Soeryo. Biasanya gunung ini dicapai dari tiga titik pendakian yang cukup dikenal yaitu dari Lawang, Tretes dan Batu. Nama Arjuno berasal dari salah satu tokoh pewayangan Mahabharata, Arjuna.

Gunung Arjuno bersebelahan dengan Gunung Welirang. Puncak Gunung Arjuno terletak pada satu punggungan yang sama dengan puncak gunung Welirang. Selain dari dua tempat di atas Gunung Arjuno dapat didaki dari berbagai arah yang lain. Gunung yang terletak di sebelah barat Batu, Jawa Timur ini juga merupakan salah satu tujuan pendakian. Di samping tingginya yang telah mencapai lebih dari 3000 meter, di gunung ini terdapat beberapa objek wisata. Salah satunya adalah objek wisata air terjun Kakek Bodo yang juga merupakan salah satu jalur pendakian menuju puncak Gunung Arjuno. Meskipun selain objek wisata air terjun Kakek Bodo terdapat pula air terjun lain, tetapi para wisatawan jarang yang mendatangi air terjun lainnya, mungkin karena letak dan sarana wisatanya kurang mendukung.
Gunung Arjuno mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.

Gunung Arjuno dapat didaki dan berbagai arah, arah Utara (Tretes) melalui Gunung Welirang,dan arah Timur (Lawang) dan dari arah Barat (Batu-Selecta), dan arah selatan (Karangploso), juga dari Sumberawan, Singosari. Desa Sumberawan adalah desa pusat kerajinan tangan di kecamatan Singosari, Malang dan merupakan desa terakhir untuk mempersiapkan diri sebelum memulai pendakian. Bisa juga melewati Purwosari yang lebih gampang dilewati, karena hanya setengah jam dari jalan raya dan langsung sampai di Tambakwatu.(Wikipedia)

Photo by Arif Hidayat.

MADAKARIPURA WATERFALL INDONESIA




The best way to get to Madakaripura Waterfall is to rent a car from Surabaya or Malang, or include it in the tour package along with Mount Bromo. From Surabaya, capital of East Java, the trip will take a little over three hours, by taking the intercity route to Sidoarjo-Porong-Pasuruan-Probolinggo. Upon reaching Tongas, there will be a sign directing to both Mount Bromo and Madakaripura Waterfall to the right. The intersection is marked by a small monument in the center of the road. Follow the road for about 20-30 minutes until you reach another sign pointing to Madakaripura Waterfall to the right. From there the road is a bit narrow, but the view will be most pleasing. Follow the road until you reach the entrance to the Madakaripura Waterfall.